Tips Menghadapi Tanah Longsor


Ada booklet yang sangat menarik yang penulis dapatkan dari majalah Angkasa, booklet tersebut membahas tips menghadapi bencana mulai dari banjir, gempa, sampai tsunami. Penulis akan menyarikannya untuk pembaca, yang pertama adalah tips menghadapi tanah longsor.
Tanah longsor terjadi akibat pergerakan tanah dalam jumlah besar dan dnegan kecepatan tinggi. Umumnya terjadi pada musim hujan dan terjadi di bukit yang curam dan gundul. Daerah yang pernah mengalami longsor juga berpotensi terhadap longsor lagi, apalagi jika dibiarkan gundul.
Hal yang bisa dilakukan jika kita berada atau tinggal di daerah yang rawan terhadap longsor adalah :
1. Pantau kemungkinan rekahan pada lereng bukit, tebing atau tepi sungai yang dekat dengan pemukiman, jika ada segera tutup dengan lempung atau semen.
2. Hindari membangun rumah dekat dengan tepi sungai atau di bawah tebing, jika terpaksa membangun rumah di lahan yang miring, sebaiknya bangun dua tingkat, bawah untuk gudang dan garasi, sedangkan yang atas untuk tempat tinggal.
3. Tanam pohon berakar kuat sekitar rumah dan di lereng bagian atas.
4. Selalu waspada terutama saat hujan dan malam hari.
Jika longsor terjadi, yang harus kita lakukan adalah :
1. Segera lari keluar rumah dan cari tempat yang lapang dan selamatkan anak-anak serta orang tua.
2. Hindari jalan yang sejajar dengan suara longsoran dan bangunan tinggi karena dikhawatirkan dinding rentan roboh karena terjangan longsor.
3. Jangan terburu-buru masuk rumah atau daerah longsor karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan. Hati-hati jika hendak mengevakuasi korban, selalu waspada akan longsor susulan.
Sebenarnya tanah longsor dapat dicegah dengan:
1. Tidak menebang pohon dan merusak hutan. Akar pohon dapat menangkap aliran air sehingga tidak langsung melundur deras di permukaan.
2. Tidak membuka sawah di lahan yang miring terjal dan tidak memotong lereng terjal di bagian bawah.
3. Tidak membuat kolam air di lereng bagian atas terutama kolam yang dasarnya tidak kedap air.
4. Tidak melakukan tindakan yang menimbulkan getaran suara tinggi di lereng terjal.
5. Melakukan penanaman pohon yang berakar kuat pada daerah yang gundul.
6. Membuat saluran air hujan pada daerah yang berbukit. Dengan saluran air maka gerak air akan terkonsentrasi di satu jalur dan memudahkan untuk memprediksi gerak air.
Semoga bermanfaat...^^b

Wakil Bupati Serahkan 5000 Bibit Kopi Arabika Untuk Wadas Putih

Informasi dari situs Kabupaten Wonosobo, sebagai berikut :
Kerusakan lingkungan yang parah di dataran tinggi Dieng telah mengundang perhatian berbagai pihak, mulai Pemerintah Daerah hingga pemerintah pusat. Hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan diserahkannya 5000 bibit Kopi jenis Arabika dan 5000 bibit Carica kepada kelompok tani Dusun Wadas Putih, Desa Parikesit Kecamatan Kejajar, Senin 3 Januari 2010. Disamping bibit-bibit tanaman yang diharapkan mampu menahan erosi tersebut, diserahkan pula 10 Ton Pupuk Organik dan Komposter pengolah sampah, dan Biopori. Wakil Bupati Wonosobo, Dra Hj Maya Rosida MM langsung menyerahkan secara simbolis beragam perlengkapan pertanian tersebut, seusai membuka secara resmi Pelatihan Pengolahan Sampah menjadi pupuk organik, dan pelatihan pengolahan carica, di Madrasah Diniyah Wadas Putih.

Dalam sambutan pengarahannya, Wakil Bupati mengungkapkan keprihatinannya dengan kondisi Dataran Tinggi Dieng yang sangat rawan dengan bahaya tanah longsor. Kasus terakhir yang justru menimpa dua rumah di Dusun Wadas Putih sebulan lalu diharapkan Wabup dapat menjadi pelajaran berharga bagi warga lainnya, agar lebih sadar terhadap pengelolaan lahan di sekitar mereka tinggal. Dengan pemberian bibit Kopi dan Carica ini, Maya yang dalam kesempatan tersebut didampingi oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo, Tri Atmi Agustini, Kepala Disperindag Soeharto dan Kabag Humas Setda Wonosobo, Agus Purnomo berharap warga tidak hanya terkonsentrasi pada menanam kentang saja. Hal ini karena menanam kentang tanpa ada tumpang sari dengan tanaman keras sangat berpotensi menimbulkan erosi tanah. Dengan adanya tanaman keras di sekitar lahan kentang, Wabup menjelaskan bahwa akar dari Carica maupun Kopi Arabika tersebut akan mampu mengikat tanah, sehingga tanah tidak mudah longsor.
Di samping itu, Wabup juga meminta agar mulai saat ini, warga di wilayah dataran tinggi Dieng mampu lebih produktif, dengan mencoba untuk beternak kelinci, kambing, maupun Sapi. Di samping kotorannya dapat dijadikan pupuk organik, dagingnya dapat dijual dalam bentuk makanan seperti sate maupun olahan lainnya, ke depan, Wabup berharap warga sekitar Dieng mampu memanfaatkan potensi wisata Dieng, dengan berjualan aneka makanan di tepi jalan menuju kawasan Wisata Dieng. Dengan demikian, kesejahteraan warga dapat meningkat tanpa bergantung lagi pada tanaman kentang.
Sementara itu, Kepala BLH Kabupaten Wonosobo, Tri Atmi Agustini dalam keterangannya menjelaskan bahwa kegiatan Pelatihan pengolahan sampah menjadi pupuk dan pengolahan Carica ini diselenggarakan atas inisiatif dan permintaan dari warga Wadas putih sendiri. Pihaknya hanya berusaha memfasilitasi kebutuhan warga, termasuk bibit, pupuk dan peralatannya. Kepada warga, Tri Atmi berharap agar bibit, pupuk dan peralatan yang diserahkan secara simbolis kepada Sekcam Kejajar tersebut dapat dirawat dan dipelihara sehingga kedepan akan mampu memberikan manfaat bagi generasi anak cucu.
Acara tersebut ditutup dengan penanaman bibit Kopi Arabika dan Carica oleh Wakil Bupati didampingi para pejabat yang hadir.