The Bull Egg's ADVENTURE
Kelompok Peduli Lingkungan Patakbanteng Kejajar Wonosobo
Menanti Datangnya Salju Dieng
Dari situs sebelah. Check it!!
Dinginnya malam menusuk pori-pori kulit, ketika menjelang pagi udara dingin Dieng Plateau menembus sum-sum tulang dan sekujur tubuh menggigil.
Dibilik jendela juga terlihat gemerlap bintang, bertaburan seperti mutiara, dan tersusun rapi membentuk gugusan.
Kadang rembulan menampakkan sinar redupnya, Lengkap sudah keajaiban Dieng, keindahan tak ternilai, kekayaan tiada tara dan budaya unik melekat kental.
Menanti datangnya salju Dieng, yang hadir setahun dalam sekali. Tak jauh beda dengan Eropa, sama-sama Dingin dan membuat kedinginan. Hanya saja Dieng terletak disebuah tempat terpencil daerah perbatasan Wonosobo & Banjarnegara.
Kami menyebutnya "Bun Upas", berbentuk seperti kristal, berwarna bening dan sangat dingin.
Ketika bulan Agustus tiba, dari segala penjuru dunia datang berduyun-duyun mencoba eropa kecil (Dieng). "Katanya, ada yang kapok dengan dinginya dieng". Dan ada yang merasakan kerinduan, saat meninggalkan Dieng.
"Yah, Salju Dieng memang nyata, bukan sekedar cerita ataupun dongeng belaka".
Dimusim itu juga, Penduduk Kami (Dieng) menyalakan api-api kecil dalam tungku khasnya, sarung untuk menutup kepala dan sebatang kretek menemani pada malam yang panjang.
Dinginnya malam menusuk pori-pori kulit, ketika menjelang pagi udara dingin Dieng Plateau menembus sum-sum tulang dan sekujur tubuh menggigil.
Dibilik jendela juga terlihat gemerlap bintang, bertaburan seperti mutiara, dan tersusun rapi membentuk gugusan.
Kadang rembulan menampakkan sinar redupnya, Lengkap sudah keajaiban Dieng, keindahan tak ternilai, kekayaan tiada tara dan budaya unik melekat kental.
Menanti datangnya salju Dieng, yang hadir setahun dalam sekali. Tak jauh beda dengan Eropa, sama-sama Dingin dan membuat kedinginan. Hanya saja Dieng terletak disebuah tempat terpencil daerah perbatasan Wonosobo & Banjarnegara.
Kami menyebutnya "Bun Upas", berbentuk seperti kristal, berwarna bening dan sangat dingin.
Ketika bulan Agustus tiba, dari segala penjuru dunia datang berduyun-duyun mencoba eropa kecil (Dieng). "Katanya, ada yang kapok dengan dinginya dieng". Dan ada yang merasakan kerinduan, saat meninggalkan Dieng.
"Yah, Salju Dieng memang nyata, bukan sekedar cerita ataupun dongeng belaka".
Dimusim itu juga, Penduduk Kami (Dieng) menyalakan api-api kecil dalam tungku khasnya, sarung untuk menutup kepala dan sebatang kretek menemani pada malam yang panjang.
Tips Menghadapi Tanah Longsor
Ada booklet yang sangat menarik yang penulis dapatkan dari majalah Angkasa, booklet tersebut membahas tips menghadapi bencana mulai dari banjir, gempa, sampai tsunami. Penulis akan menyarikannya untuk pembaca, yang pertama adalah tips menghadapi tanah longsor.
Tanah longsor terjadi akibat pergerakan tanah dalam jumlah besar dan dnegan kecepatan tinggi. Umumnya terjadi pada musim hujan dan terjadi di bukit yang curam dan gundul. Daerah yang pernah mengalami longsor juga berpotensi terhadap longsor lagi, apalagi jika dibiarkan gundul.
Hal yang bisa dilakukan jika kita berada atau tinggal di daerah yang rawan terhadap longsor adalah :
1. Pantau kemungkinan rekahan pada lereng bukit, tebing atau tepi sungai yang dekat dengan pemukiman, jika ada segera tutup dengan lempung atau semen.
2. Hindari membangun rumah dekat dengan tepi sungai atau di bawah tebing, jika terpaksa membangun rumah di lahan yang miring, sebaiknya bangun dua tingkat, bawah untuk gudang dan garasi, sedangkan yang atas untuk tempat tinggal.
3. Tanam pohon berakar kuat sekitar rumah dan di lereng bagian atas.
4. Selalu waspada terutama saat hujan dan malam hari.
Jika longsor terjadi, yang harus kita lakukan adalah :
1. Segera lari keluar rumah dan cari tempat yang lapang dan selamatkan anak-anak serta orang tua.
2. Hindari jalan yang sejajar dengan suara longsoran dan bangunan tinggi karena dikhawatirkan dinding rentan roboh karena terjangan longsor.
3. Jangan terburu-buru masuk rumah atau daerah longsor karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan. Hati-hati jika hendak mengevakuasi korban, selalu waspada akan longsor susulan.
Sebenarnya tanah longsor dapat dicegah dengan:
1. Tidak menebang pohon dan merusak hutan. Akar pohon dapat menangkap aliran air sehingga tidak langsung melundur deras di permukaan.
2. Tidak membuka sawah di lahan yang miring terjal dan tidak memotong lereng terjal di bagian bawah.
3. Tidak membuat kolam air di lereng bagian atas terutama kolam yang dasarnya tidak kedap air.
4. Tidak melakukan tindakan yang menimbulkan getaran suara tinggi di lereng terjal.
5. Melakukan penanaman pohon yang berakar kuat pada daerah yang gundul.
6. Membuat saluran air hujan pada daerah yang berbukit. Dengan saluran air maka gerak air akan terkonsentrasi di satu jalur dan memudahkan untuk memprediksi gerak air.
Semoga bermanfaat...^^b
Langganan:
Postingan (Atom)